Beberapa waktu lalu saya dan tim ekspedisi Senyum Desa Indonesia berkesempatan
mengunjungi salah satu desa yang ada di ujung timur situbondo, nama desanya Sumberwaru
dan kami mengunjungi salah satu dusunnya yaitu dusun Merak blok Widuri.
kegiatan kami di sana seputar bakti sosial, setiap tahunnya Senyum Desa
Indonesia memiliki agenda wajib yaitu ekspedisi Senyum Desa dan kali ini
Situbondo menjadi tuan rumahnya. Kegiatan di mulai dari hari kamis sampai hari
minggu, namun dari rabu malam beberapa volunteer mulai berdatangan dari
beberapa daerah seperti Jember, Tulungangung, Malang dan Gersik.
Hari kamis siang
dari meeting poin rombongan bergegas menuju arah timur, perjalan dari meeting poin menunju lokasi acara memakan waktu
sekitar dua jam lebih. Jalan yang kita lewati berbatu juga berdebu, memasuki
kawasan Baluran di sana kami melihat pohon – pohon dengan warna daun yang
kuning dan berguguran karena memang musim kemarau, tetapi ada juga pohon yang
memiliki daun yang masih hujau. Tidak hanya itu, banyak pula lalu lalang sapi
yang dibiarkan jalan bebas mencari makan meskipun terlihat kurus. Setelah
perjalan yang cukup jauh akhirnya kami tiba di dusun Merak blok Widuri, di sana
kami di sambut oleh bapak Fudaili selaku warga setempat yang membantu kami
selama proses awal dari survey sampai final di hari tersebut.
Pembukaan acara diselenggarakan di SDN Merak. Selesai pembukaan, istirahat, bersih bersih kemudian breafing untuk kegiatan hari pertama.
Saat matahari mulai terbenam lampu di hidupkan kami baru tahu bahwa lampu tidak
seterang biasanya seperti di rumah, mungkin karena hanya dari panel surya di
tambah lagi akses jaringan hilang, yang tergambar hanya lingkaran di ponsel
kami, tetapi ibu yang rumahnya kami tempati memberi informasi, bisa menggunakan
layanan internet asal membeli voucher internet yang di jual di warung.
Satu voucher hanya bisa di pakai empat jam jika terus menerus di hidupkan
tetapi bila sering dimatikan bisa lebih. Satu voucher internet dihargai dua
ribu rupiah, jika di kota dua ribu rupiah hanya bisa untuk bayar kamar mandi
atau membayar parkir di sana bisa untuk membeli sumber penghidupan yaitu
voucher internet untuk menghubungi orang tua atau orang tersayang
lainnya.
Hari jumat pagi sudah di
riweh kalangan yang sedang antri kamar mandi kecuali saya, karena saya dan
beberapa teman – teman sudah mandi sebelum adzan subuh berkumandang agar tidak
perlu antri. Sebelum itu, kami sempat menunggu hari mulai terang di pantai
subuh utara sekolah yang kami jadi permbukaan, saya tidak tahu mengapa pantai
tersebut di beri nama pantai subuh, apa memang nama pantai tersebut atau teman
– teman saya yang memberikan nama tersebut karena kami pergi ke sana
waktu subuh hari. Di hari itu kami memulai melakukan kegiatan pertama yaitu
memberikan tas sekolah gratis kepada seluruh siswa dari SD sampai PAUD yang
total keselurahannya enam puluh tujuh siswa. Tidak hanya memberikan tas sekolah
gratis, kami juga bermain bersama dengan para siswa, berhubung beberapa kelas
sedang latian gerak jalan kami hanya bisa menyalurkan beberapa saja,
sisinya dibagikan keesokan harinya. Kami memiliki beberapa menit untuk
melakukan shalat jumaat untuk kalangan adam dan shalat dzuhur untuk kaum hawa
juga waktu istirahat sejenak. Setelah itu, kami di sibukkan
menyiapkan lomba tujuh belas agustus yang akan dilaksanakan sore hari.
Sebelumnya kami sudah memberi informasi kepada seluruh siswa untuk datang dan
berpartisipasi dalam lomba tersebut. Tidak hanya lomba anak – anak ada juga
lomba ibu – ibu tidak mau kala bapak – bapak juga ikut serta. Mereka ikut lomba
bukan karena iming – iming hadiah yang kami tawarkan melaikan kesadaran diri
untuk ikut memeriahkan hari ulang tahun republik Indonesia. Selesai lomba,
karena hari masih sore beberapa volunteer pergi ke sebelah
timur menuju pantai yang saya tidak tahu namanya, di sana banyak rombongan
sapi yang ingin pulang ke kandangnya diikuti satu penjaganyan dari belakang. Di
pantai tersebut selain melihat para rombongan sapi kami juga bermain permaina
zaman dahulu yaitu sodor atau gobak sodor atau lagi galah asin,
bermain di tepi pantai berbackground sampai matahari terbenam
kemudian kembali ke basecamp.
Hari kedua diisi dengan
kegiatan bagi bagi tas sekolah kepada siswa yang sebelumnya belum dapat, juga
di isi dengan pemeriksaan gratis untuk warga dan pembagian pakaian bekas layak
pakai kepada warga yang mengikuti pemeriksaan gratis. Setelah itu, kami disibukan dengan membuat taman baca juga mempersiapkan acara malam puncuk acara
sekaligus acara perpisahan dengan warga sekitar, mulai dari membuat pangung
yang berubah bekali kali hingga benner yang terlalu besar juga tidak bisa di
paku karena kayu untuk memaku benner terlalu keras dan banyak kendala lainnya
yang kami alami, meski banyak kendala hal tersebut kami lalu
hingga acara terlaksana tepat setelah adzan isyak berkumandang. Di luar
prediksi kami ternyata banyak sekali warga yang hadir tidak hanya hadir tetapi
juga memeriahkan acara tersebut hingga tiba di pengunjung acara untuk
berpamitan pada warga sekitar, isah tangis pun pecah tidak hanya cucuran air
mata yang mengalir deras di mata kami rupanya salam perpisahan kami pada warga
juga menyentuh hati mereka yang membuat ikut terhanyut dalam linangan air
mata,
Hari terakhir kami di
tutup dengan bertamasya ke pantai Bama Baluran dan menikmati setiap perjalan
menuju pantai tersebut, disuguhi savana Baluran yang luas terbentang juga
para hewannya yang seperti menyambut kedatangan kami.
Banyak sekali pelajaran hidup yang kami pelajari selama empat hari di sana dari arti kata sabar, usaha dan bersyukur tetapi yang banyak sekali kami perlajari yaitu arti kata syukur. Mungkin apa yang kami keluhkan saat ini adalah sesuatu yang mereka harapkan.
Tidak lupa kami ucapakan terimakasih kepada semua pihak yang ikut serta mensukseskan acara.
0 Komentar