Oleh: Rifky Gimnastiar*
Ksatria Darah Malam
Teruntuk : Nofal Fahila
Aku pernah menaburkan melati kecil dan
menuangkan segelas air
Pada wajahmu
Yang setia terhadap gelapku
Pada badanmu
Yang rela bungkuk memberdirikanku
"Aku tegak karna rindu ini tergeletak"
Bersinlah diwajahku
Jangan lukai semesta dengan ludahmu
Tamparlah wajahku
Jangan remas cintaku dengan tanganmu
"Aku takut pada gelap bayangku dan senyap
tidurku, banyak orang menghanyutkan air mata tanpa mengusap wajahnya"
Selepas hujan berkobar
Dan angin telah memberi kabar
Berdirilah disampingku
Sebagai ksatria darah malam
Akan kubisikkan sebuah derita yang belum selesai kau tenggelamkan
"Matamu adalah senja, tempat menginapkan
dendam dan menitipkan segala senyuman"
Rifky Gimnastiar
Bondowoso, 11 April 2021
05.01 WIB
Senyum Sakitmu
Teruntuk : Wilda Zakiyah
Dalam sakitmu
Kau jenguk sehat kami
Hanya untuk melayarkan arti
Puisi yang berpuasa
Duduk dalam sekolah jiwa
"Sastra Itu Sakral. Puisi berbeda tubuh
dalam menghantarkan rasa"
Ucapmu mengawali malam
Aku terselam dalam setiap huruf yang kau
layarkan
Menitipkan salam sembari berenang
"Senyuman paraumu menghisap pahitnya malam"
Semoga istirahmu menelantarkan dosa hati
Dan kita bisa bersegera berbuka dengan puisi
Semoga kabar derita malam berakhir
Pagi mengalirkan senyummu dengan
tenang
Bondowoso, 29 April 2021
Rifky Gimnastiar
Tarian Air Mata
Teruntuk : Revyanda Martasari
Melihatmu duduk dalam tarian sepi
Kau menyimpan dendam pada diri
Luka yang tak terbaca
Terdiam dalam teka teki senja
"Ada yang lebih indah sedari senja"
Melampirkan istirah dalam setiap kata
Huruf huruf akan jatuh sebagai air mata
Dan tanah adalah tempat berpisah sederhana
Kemarau terbisu, memandangmu
Duduk diantara waktu
Menunggu hujan datang
Padahal mendung telah berpulang
"Selamat merayakan tarian tanpa dendam dan
melayarkan kata pada alam"
Setiap hari adalah hari tari
Hari para petani menarikan mimpi
Mencangkul kata tanpa lelah
Menanti cuaca membaringkan istirah
"Air mata adalah huruf sederhana. Matamu
adalah tempat mengharamkan luka duduk sementara"
29 April 2021
05.27 WIB
Rifky Gimnastiar
Cinta Penangkap Air Mata
Hatiku selembar daun
Ia selalu melamun
Kapan ia bertamasya
Ibu kota adalah desa baginya
Sejuk permai ramai dan indah
Sebagai pengungkap rasa
Hatiku selembar daun
Ia selalu melamun
Kapan ia berbangsa
Negara adalah dunia baginya
Tanah air batu dan udara
Sebagai perangkap suara
Hatiku selembar daun
Ia selalu melamun
Kapan ia berbunga
Sawah adalah kebun baginya
Padi mawar melati dan kamboja
Sebagai penangkap aroma
Hatiku selembar daun
Ia selalu melamun
Kapan ia bercahaya
Matahari adalah matahati baginya
Angka huruf kalimat dan kata
Sebagai pelengkap luka
30 April 2021
03.03 WIB
Rifky Gimnastiar
Tanah Luka, Rahim Kita
Teruntuk : M. Fathan Farihi
Pagi ini
Memutarkan pertengkaran kita dengan alam
Dulu, saat secangkir kopi terasa pahit
Dan berseni kata terasa sakit
"Tuhan memanjakan kita. Kadang membercandai
luka dan menutupkan mata agar saling melupa"
Sulit membedakan
Mana air mata dan air luka
Mata meresapkan cinta
Luka meresepsi tawa
Jadilah mata bagi permata selanjutnya
Dan merendahlah sampai tanah menolakmu untuk
tabah
Aku tersenyum kecil saat membaca tubuhmu
Lingkar tekad kau bakar menghanguskan segala
derita dikoran berita
"Kita sedarah. Dalam satu tubuh sederhana.
Penikmat segala lelah"
Sampaikan salamku pada permatamu nanti
Kita Lahir dilubang luka
Tumbuh berbunga untuk semesta
Hanya waktu yang tak menyamai jalan
Dan rindu ini sudah menjadi peran
Bondowoso, 29 April 2021
06.07 WIB
Rifky Gimnastiar
*) Rifky Gimnastiar Lahir
Di Bondowoso 17 Maret 2003. Tumbuh dan berkembang di Sanggar Seni Matahari OSIS
SMK Ibrahimy 1 Sukorejo Periode 2020/2021 Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah
Sukorejo Situbondo. Bisa disapa hangat di Facebook : Rief & Instagram :
rifky_gimnqstiar.
1 Komentar
Good...
BalasHapusBismillah! Semangat berkarya,
Sodaraku...
Sodaramu, Bungky