Oleh : Hasan Syauqi*
Pada
hari pemungutan suara, tepatnya tanggal 14 Februari 2024 di TPS 15 Dusun
Sumber, Desa Gedugan, Kecamatan Giligenting Sumenep telah melaksanakan
Pemilihan Umum yang di awali dengan pembukaan, kemudian pembacaan naskah pengambilan
sumpah yang di pimpin langsung oleh ketua TPS dilanjutkan dengan pembukaan
kotak suara dan pengecekan kelengkapan logistik pemilu, setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata terdapat surat suara yang kurang yaitu surat suara
Presiden yang kurang sebanyak 24 surat suara juga kurangnya amplop tempat surat
yang tidak sah, lanjut di jam 06:55 ada salah satu warga yang tiba di TPS dan
terburu-buru untuk melakukan pencoblosan dengan alasan ingin nyuci baju
padahal surat suara masih dihitung oleh seluruh anggota KPPS yang di saksikan
langsung oleh saksi dari partai dan PTSP.
Pencoblosan
surat suara di mulai pada jam 07:10 semua warga yang sudah mendapatkan undangan
datang berbondong-bondong ke TPS hingga ruang tunggu penuh, bahkan ada yang
tidak kebagian tempat duduk yang disediakan oleh anggota KPPS yang membuat
anggota KPPS kewalahan. Saat waktu pencoblosan berlangsung tiba–tiba saja ada
yang memasukkan surat suara, yang biasanya surat suara untuk Presiden di masukkan ke kotak presiden malah
dimasukkan ke kotak DPD bahkan yang lainnya juga ikut amburadul, sedikit
membuat teman–teman KPPS sakit kepala. Dua jam berlalu di TPS 15 kini sudah mulai
sepi dari kerumunan warga sehingga membuat semua panitia mulai merasakan rasa hawa
ngantuk karena tempat sudah mulai sepi, anggota KPPS kini mulai mengisi waktu
kosong dengan menulis C-Hasil Salinan yang ditemani dengan konsumsi dan vitamin
yang sudah disediakan.
Setelah
serangkaian kejadian terjadi di TPS 15 akhirnya tiba di waktu penghitungan
surat suara, kini masyarakat datang
kembali guna menyaksikan penghitungan surat suara untuk mengetahui siapakah
yang akan memimpin Indonesia selama 5 tahun kedepan dan siapa yang akan menjadi
wakil rakyat, setelah penghitungan surat suara Presiden hampir selesai ternyata
yang masuk ke dalam kotak surat suara kurang satu, ini membuat semua semua
panitia KPPS kebingungan dan membongkar kotak suara yang lain, pada akhirnya
surat suara yang hilang ternyata ada di dalam lipatan surat suara DPDR
Kabupaten, hal ini sedikit membuat teman–temen KPPS sedikit bernafas lega.
Setelah
penghitungan surat suara selesai, dilanjutkan dengan menulis C-Hasil Salinan
dan menggandakannya hingga sampai Maghrib tiba penulisan C-Hasil Salinan belum
selesai, dikarenakan terdapat kendala yang mana kendala tersebut dilakukan oleh
anggota KPPS empat dan lima, yang seharusnya C-Hasil Salinan di tanda tangani
setelah di scan dan di fotocopy malah di tulis terlebih dahulu dan di tanda
tangani sebelum melakukan scan dan fotocopy,
padahal sudah diberi tahu berkali - kali oleh ketua KPPS namun tetap saja ngenyel hingga membuat ketua KPPS kesal
dengan anggotanya.
Jam
menunjukkan 22:30 WIB ketua KPPS yang sudah kelelah pada akhirnya mengusir
anggotanya memakai cara halus agar tidak tersinggung dengan perkataan "Yella thina, lanjut lagghuna pole, la
malem!" setelah anggota yang lain bubar dan kembali kerumah masing-masing
ketua KPPS melanjutkan mengerjakannya sendirian, seperti melakukan scan dan fotocopy sampai jam 01:57 WIB,
setelah semuanya selesai ketua KPPS mencoba menghubungi ketua KPPS yang lain
untuk meminta sisa kelebihan amplop surat suara tidak sah. Setelah menghubungi
seluruh ketua KPPS dan mencari dari TPS satu sampai TPS tujuh belas hanya
mendapatkan dua amplop kotak surat suara tidak sah, karena sudah tidak ada
harapan lagi akhirnya langsung menghubungi PPS untuk melaporkan hal tersebut. Pagi
hari tanggal lima belas Februari dua ribu dua empat jam 08:00 WIB hanya dua
orang anggota KPPS yang mengantar surat suara ke balai desa Gedugan yaitu ketua
KPPS dan KPPS enam setelah sampai di balai desa KPPS tiga menyusul dan membantu
mengecek kelengkapan yang ada di dalam kota setelah sebelum nantinya di segel. Saat melakukan
pengecekan ternyata ada salah satu data yang belum di masukkan kedalam kotak
yaitu daftar pemilih tetap dan pada akhirnya ketua KPPS pulang untuk mengambil yang kurang
tersebut kemudian kembali lagi ke balai desa.
Sehari
setelah kotak suara dikumpulkan di balai desa, malam harinya selesai sholat
maghrib ketua KPPS mendapatkan notifikasi WhatsApp
dari PPS dikarenakan ada selisih dua angka di DPR Provinsi, isi pesannya "Nanti setelah sholat isyak
segera temui saya di balai desa, karena ada selisih dua angka." awalnya panik
di kira ada masalah apa, ternya masalah selisih dua angka tersebut. Usai sholat
isyak ketua KPPS segera berangkat menuju balai desa untuk memperbaiki selisih
angka yang menjadi permasalahan, di tengah perjalanan menuju balai desa ketua
KPPS iseng-iseng buka tiktok secara tidak sengaja Video di tiktok yang
memberitakan salah satu KPPS yang meninggal dunia di kota Jember juga Malang yang sebanyak
tujuh orang. Melihat berita tersebut
ketua kpps terkejut sambil berkata, "Innalilah,
mandher tak matia kia ngkok!”
Setelah
tiba di balai desa, ketua KPPS langsung menemui PPS untuk memperbaiki selisih
dua angka tersebut, ternyata bukan hanya ketua KPPS dari TPS 15 yang ada di
balai desa tetapi ada beberapa ketua KPPS dari TPS lain yang bahkan lebih parah
selisihnya, ada yg selisih delapan,
sepuluh dan bahkan ada juga yang belum di tanda tangani oleh ketua KPPS di
C-hasil salinan dan di Plano. Ketua KPPS dari masing-masing TPS mengantri
spidol, bolpoin dan tipex karena hanya ada satu, itu pun di pinjamkan oleh PPS,
ketua KPPS bahkan ada yang sampai tengah malam mengerjakan selisih dan tanda
tangan tersebut. Setelah semuanya diperbaiki satu persatu ketua seluruh KPPS
mulai meninngalkan balai desa untuk bisa istirahat dengan tenang.
Dua
hari telah berlalu, awalnya bisa istirahat dengan tenang tiba-tiba ada
notifikasi dari ketua PPS di grup WhatsApp
yang menginformasikan, untuk KPPS bagian sirekap harus melakukan foto ulang pada siang hari jam 12:00 WIB
karena sudah bisa digunakan dan sudah tidak down
lagi, bahkan ada ketua KPPS yang di telpon oleh anggota PPS agar anggota
KPPS bagian sirekap segera diberi
informasi mengenai hal tersebut, supaya cepat selesai, "Be'na abele ka anggotana se jadi sirekap, soro ka balai kua y!."
kata anggota PPS yang menelepon ketua KPPS, "Iye
thina ghempang jeria." ucap ketua KPPS. Setelah urusan dengan sirekap selesai dan sudah sukses
semuanya, pada akhirnya semua anggota KPPS bisa istirahat dengan tenang, tidur
nyenyak dan semoga tidak ada panggilan lain lagi dari PPS.
Selamat
berjumpa lagi di pemilu 2029, semoga masih diberi kesehatan, dan terimakasih
untuk seluruh temen – teman KPPS di TPS 15 sudah bekerja dengan semangat juga
temen – temen PPS yang juga membantu.
Tamat
______________________
*) Hasan Syauqi, lahir di Sumenep pada 05 Februari 1998. Alumni Universitas Madura Bidang Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia lulus pada tahun 2022. Hal yang sangat digemari adalah membawa buku meskipun jarang di baca. Riwayat organisasi pernah tergabung dalam IKTAMA (Ikatan Tretan Mahasiswa Madura) Unipdu. bisa ditemui di akun tiktok @hasan.syauqie atau Instagram @syauqie.qie
0 Komentar