Pinterest

Oleh : Novi Dina*

"Cewek selalu benar!”

Ungkapan seperti ini yang terkadang membuat perempuan terlihat egois dan menyebalkan. Seolah-olah para kaum hawa selalu benar dalam segala hal, padahal dalam beberapa hal perempuan juga selalu merasa serba salah. Bukan begitu kaum adam? Contohnya perkara memilih makanan saja sampai harus diusir dari surga.

Anggapan pertama, yang membuat perempuan serba salah yaitu dituntut untuk tidak begitu pintar dan sukses, karena nantinya akan susah dapat jodoh. Wow? Yang gak pintar dan gak sukses juga susah dapat jodoh, contohnya saya ini. Hahah. Tolong jangan julid yah!

Seharusnya memang mencari perempuan yang pintar dan mau belajar banyak hal, karena basic pendidikan seorang anak adalah dari orangtua terutama sosok ibu. Memangnya tidak ingin punya garis keturunan yang bisa membanggakan dan mengangkat derajat keluarganya? Jadi kalau pintar dibilang mau merendahkan laki-laki itu tidak benar, terlalu banyak nonton sinetron kamu! Nonton upin dan ipin aja! Yang pintar punya pemikiran yang luas. Setidaknya jika ada masalah di dalam rumah tanggamu, dia bisa memberikanmu solusi bukan hanya emosi.

Kalau perempuan yang sukses dan kamu yang insecure itu salah besar. Kenapa bisa? Yah di-bisa-in! Kenapa harus takut dengan yang sukses? Punya materi sendiri? Nantinya juga bisa meringankan bebanmu dalam perekonomian rumah tangga, bukannya begitu yah? Biasanya yang sukses, sudah pandai dalam mengelola aset yang dia punya.

 Yang perlu diingat! Miskin dan kayanya suami tergantung istrinya loh, bagaimana ia bisa mengelola apa yang sudah diberikan suami atau apa yang dipunya suami. Dan ingat lagi pasanganmu kalau gak di ambil orang yah diambil Tuhan, setidaknya kalau kamu meninggal, dia dan anak-anakmu sudah tidak perlu belas kasih orang lain. Generasimu masih bisa meraih cita-citanya dan tidak merasa kekurangan.

Satu hal penting di sini untuk perempuan, jika kamu ingin suami yang mapan secara finasial dan sebagainya, kamu juga harus mapan. Ingat! kamu tidak hidup di dunia dongeng cinderella yang tiba - tiba saja didatangi putra mahkota dan kamu di bawah ke istananya. Biasanya lelaki yang mapan secara finansial dia juga mencari perempuan yang bisa mengatur finansialnya. Yah, belajar mengatur finansial juga yah, cantik! Jangan hanya belajar ngatur alis. Hahaha.

Sebagai perempuan kita juga harus tahu diri, jangan hanya menuntut ini dan itu, jangan berlindung di balik kalimat, realistis. Realistis harus diimbagi antara nilaimu dan nilai yang kamu tuntut, jaman sekarang juga banyak laki-laki yang juga mencari perempuan yang punya keahlian dan bisa dibanggakan, sebab yang berkualitas tidak bisa dirayu dan digoda, mereka hanya tertarik dengan perempuan yang memiliki kualitas dan standar yang sama. 

Anggapan kedua, perempuan tidak bisa make up disangka tidak bisa mengurus diri. Kalau pakai make up disangka mau menggoda laki-laki. Mereka menggunakan riasan di wajahnya untuk diri mereka sendiri, agar merasa nyaman secara pribadi atau ketika bersama orang lain. Wajah kusut tidak karuan selain membuat diri tidak nyaman, kadang juga membuat orang di sekitar kita juga tidak nyaman. Jangan GR dulu kaum adam. Hahah. Perempuan yang berdandan cantik itu bentuk dari menghargai dirinya, banyak sekali orang yang seenaknya menghina perempuan karena penampilannya.

Jika kamu percaya  diri menggunakan riasan di wajahmu, pakai saja! Jangan takut dengan kata-kata “Yang natural lebih menarik?” kalau ada yang berkata demikian kamu cukup jawab saja, “Memang tidak semua orang seleranya sama dan bagus!”

Anggapan ketiga,

“Kamu jangan sekolah terlalu tinggi nanti jadi perawan tua!”

Kalimat ini sudah terbiasa didengar perempuan dari desa terpencil yang masih dilihat sendiri dan belum ada gandengan.

Beberapa daerah khususnya desa, ada yang masih berpandangan perempuan yang melanjutkan pendidikannya sampai bangku perkuliahan adalah hal aneh, ada juga yang menanggapnya tabu.

Jika mayoritas masyarakat berfikir demikian, maka pendidikan di negeri ini tidak akan maju. Anak-anak yang cerdas itu lahir dari gen seorang ibu yang cerdas pula. Mencari ilmu juga sebuah kewajiban dalam agama Islam dan mencari ilmu itu di peruntungkan tidak hanya untuk laki-laki tetapi juga perempuan, mulai dari belaian bunda sampai keliang lahat. Begitu kira – kira istilah yang sering saya dapat di sosial media.

Kalau kita tidak menempuh pendidikan yang tinggi, lantas bagaimana kita mendidik anak-anak kita kelak? Padahal kita akan hidup di masa yang berbeda dan jika tidak memiliki pengetahuan lebih, bisa jadi akan menjadi bumerang bagi kita sendiri. Tidak sedikit kenakalan remaja dipicu dari lepasnya pengawasan orang tua, entah itu dimulai dari kemajuan teknologi, pergaulan, dan lain-lain.

Ada pula yang berkata, pendidikan anak dimulai saat kamu memilih siapa yang jadi ibunya, mengapa demikian? Karena perempuan akan menurunkan kecerdasan pada anaknya serta akan jadi pendidik paling pertama.

Pendidikan yang tinggi tidak melulu menjadikan seorang perempuan untuk berkarir. pendidikan yang tinggi itu menjadi bekal untuk generasi berikutnya, pendidikan tinggi tidak melulu harus menghasilkan uang yang banyak, namun bagaimana dapat memberi manfaat kepada masyarakat tentang keilmuannya.

Yah, menjadi perempuan memang tidak mudah. Banyak pandangan buruk terhadap perempuan yang kadang membuat mereka takut melangkah maju, bahkan untuk bersuara saja mereka ketakutan, juga takut mengambil keputusan-keputusan paling penting dalam hidup mereka karena sebuah anggapan yang hadir di sekitar mereka. Tak ayal mereka hanya diam, pasrah dengan keadaan yang sedang menimpa karena untuk bersuara pun mereka tidak bisa.

Mungkin ada baiknya kita sebagai sesama perempuan saling mendukung satu sama lain. Menjadi media untuk perempuan lainnya untuk membuka suara atau untuk menepis anggapan-anggapan buruk yang nantinya akan menghambat perempuan lainnya untuk maju. Satu hal yang pasti, tonggak peradaban selanjutnya ada di tangan perempuan. Artinya kualitas baik buruknya generasi berikutnya ada di tangan perempuan dan untuk mencetak generasi yang berkualitas tak hanya sekadar teori yang mumpuni tetapi pengalaman yang didapat, yang mana pengalaman tersebut didapat ketika gerak seorang perempuan tidak dibatasi selama masih tidak akan merugikan dirinya dan orang lain.

 

______________________________

*) Penulis yang sedang menyibukan diri